Blogger Widgets Mohammad Apriyansyah: kunjungan panti sosial

murid

Kamis, 03 Juli 2014

kunjungan panti sosial



Laporan observasi panti social
Created by : mohammad apriyansyah
46113320008





PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
           Fenomena yang terjadi di kota besar saat ini, membuat sebagian masyarakat enggan untuk mengurus kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia. Akhirnya dengan gampang saja, mereka menitipkan kedua orang tuanya kepanti panti jompo disekitar. Alasan mereka sangat sederhana, akibat terlalu sibuk dipekerjaan sehingga tidak mempunyai waktu untuk mengasuh orang tuanya. Mereka menitipkan orang tuanya dengan maksud supaya mendapatkan perawatan yang lebih dari setiap perawat ataupun pengurus panti yang merawatnya. Tak heran di kota-kota besar  yang padat dengan segala bentuk aktivitasnya berdiri panti-panti yang khusus mengurusi  lansia .
            Panti Jompo identik dengan tempat penampungan bagi orang yang sudah tua. Yang menjadi pertanyaan : kategori orang tua bagaimana sebenarnya yang layak ditampung oleh Panti Jompo?
Yang memang sebatang kara dan tidak punya sanak saudara yang bisa merawatnya.
Yang masih memiliki sanak saudara bahkan yang masih memiliki anak dan cucu tapi tidak mau bisa merawatnya.
            Kita semua pasti setuju kalo orang tua tersebut layak ditempatkan di Panti Jompo dimana ada petugas atau sukarelawan yang bisa menemani dan merawat mereka melalui hari-hari tua mereka yang. Ada alasan mengapa sanak saudaranya tidak bisa merawat mereka apalagi yang masih mempunyai anak atau cucu.








B.     Pelaksanaan kegitan
1.      Tempat dan waktu kunjungan

Kunjungan panti jompo dilakukan pada tanggal 31 Maret 2014 bertempat di Panti werdha JL. Raya bina marga No.79 Cipayung Jakarta Timur.

2.      Permasalahan
       Pada permasalahan kali ini saya akan membahas tentang keadaan suatu penghuni panti werdha :
Nama                : Pak Sumiji
Umur                : beliau tidak ingat berapa umur nya sekitar 65 tahun
Alamat asal      : tangerang
Agama             : islam
Jenis kelamin   : laki – laki
Lama dipanti    : 3 bulan 

3.      Gambaran umum
·         Pak sumiji tidak ingat tentang apa yang dilakukan nya tadi pagi bahkan satu jam sebelum nya, ini merupakan penurunan daya ingat yang drastis.
·         Pak sumiji tidak dapat berkomunikasi dengan baik dan menanggapi pembicaraan ini menunjukan penurunan dalam berargumentasi.
·         Pak sumiji jarang sekali ikut aktiv dalam setiap kegiatan yang di lakukan di panti seperti pengajian, senam bersama , dan memainkan kesenian ini menunjukan adanya gangguan tingkah laku dan disorientasi
·         Pak sumiji sangat sulit untuk berfokus pada lawan  bicaranya
4.      Gambaran fisik
·         Mengalami gangguan penglihatan, berbicara, konsentrasi, persepsi dll.
·         Stres emosional
·         Merasa tidak sehat fisik
·         Tidak meminati kegiatan yang di lakukan di panti
5.      Wawancara
Saya berusaha merangkum pembicaraan dengan pak sumiji :
1.      Sudah berapa lama pak sumiji tinggal di panti ?
Jawaban : saya tidak ingat
2.      Pak sumiji masih punya keluarga ?
Jawaban : masih
3.      Keluarga sekarang tinggal di mana pak ?
Jawaban : saya lupa daerah nya
Saya berusaha mewawancarai teman sekamar pak sumiji dan petugas yang merawat pak sumiji bahwa memang tingkah laku pak sumiji agak berbeda, pak sumiji tidak memiliki ingatan yang baik tentang apa yang di lakukan nya, saya mencoba mencari permasalahan / gangguan yang dialami pak sumiji, dan saya mendapatkan jawabanya tentan penyakit dimensia.
        Mungkin sudah biasa jikalau seseorang yang berusia lanjut menderita penyakit pikun/dimensia , tapi apa sih penyebab pikun/dimensia tersebut :
Banyak orang mengalami penyakit lupa tersebut ,terutama oleh seseorang yang berusia diatas 60 tahun meskipun bias saja terjadi pada usia muda , penyakit tersebut bias saja dialami biasa disebut dengan pikun .
Pikun secara istilah berarti menurun nya kemampuan kognisi ( berfikir ) dengan indikasi menurun nya daya ingat , menurun nya kemampuan penalaran , serta menurun nya kemampuan menyelesaikan masalah sehari-hari. Pikun disebabkan oleh gangguan pada jaringan otak dan semakin lama akan bertambah parah . dalam dunia medis pikun dikenal dengan istilah DIMENSIA yang berarti kemunduran fungsi intelektual dan sosial seseorang secara pelahan lahan.
Pikun/dimensia disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

1.      Faktor usia
         Semakin tua seseorang maka akan semakin pikun. Hal tersebut memang benar adanya karena penyebab pikun adalah usia yang semakin bertambah. Orang yang berusia 60 tahun dikategorikan dengan lansia. Lansia pada umumnya akan lemah mengingan hal-hal baru yang dijumpai / dipelajari. Hal itu disebabkan oleh hilang nya motivasi para lansia untuk mengingat hal tersebut , kemampuan pendengaran yang semakin lemah , dan juga kerena kurang nya perhatian terhadap objek yang dipelajari. Jadi sangat wajar jika para lansia mengalami penyakit pikun.
2.      Menurunnya fungsi sel syaraf otak
Menurunnya fungsi sel syaraf otak menjadi salah satu penyebab penyakit pikun. Sel syaraf otak yang rusak akan membuat kemampuan mengingat dan berfikir menjadi lemah. Salah satu penyakit yang menyerang sel syaraf otak adalah ALZHEIMER . ALZHEIMER adalah sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang hamper bersamaan . sel – sel syaraf pada pendeita Alzheimer tidak memiliki kemampuan memulihkan synapse yang sudah rusak / aus. Padahal , kemampuan stabilisasi atau regenerasi synapse dalam kondisi normal tetap ada pada sel syaraf manusia lanjut usia. Orang yang pikun karena Alzheimer ini mengalami penurunan yang drastic kemampuan regenerasi sel syaraf yang mana sebagian diakibatkan oleh mutasi genetika dan sebagian lagi diakibatkan oleh pengerasan protein tertentu didalam otak.
3.      Faktor makanan dan gaya hidup
Konsumsi makanan yang tidak sehat dapat mempercepat seseorang menjadi pikun, misalnya mengkonsumsi makanan berlemak secara rutin dalam jumlah yang banyak. Makanan berlemak dapat menghambat peredaran darah ke otak sehingga mengurangi fungsi otak . begitu juga dengan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok , konsumsi minuman beralkohol , narkoba , dan obat – obatan terlarang juga meningkatkan potensi pikun dalam diri.
4.      Stress
        Stress adalah suatu kondisi dimana banyak tekanan / masalah yang menyebabkan seseorang menjadi tegang baik syaraf maupun mental dan mempengaruhi prilakunnya. Seseorang yang strees cenderung tidak terkontrol dalam prilaku dan makanannya . pada saat seseorang mengalami stress maka sel – sel di hippocampus ( bagian otak sebelah dalam ) terpaksa bekerja lebih keras sehingga otak menjadi mudah lelah dan rusak.
5.      Factor tidur
        Tidur adalah aktivitas yang dilakukan setiap orang karena tidur merupakan sarana beristirahat secara alami. Tidur yang ideal bagi seseorang ( selain bayi ) adalah 6 – 8 jam . tetapi jika tertidur lebih dari 8 jam sehari semalaman maka akan mudah cepat terkenya penyakit pikun , begitu juga jika seseorang kekurangan tidur 6 jam sehari semalaman.
6.      Pengobatan untuk dimesia
Dalam sebagian kasus dimensia tidak dapat disembuhkan. Para peneliti membuat terobosan ke pengobatan yang dapat memperlambat progresifitas dimensia.
Inhibitor colinestaerase sering diberikan selama tahap awal, terapi kognitif dan prilaku juga dapat berguna.
Beberapa studi telah telah menemukan bahwa terapi music dapat membantu pasien dengan dimensia.
7.      Tips mencegah dimensia / pikun
       Demensia adalah penyakit yang sering menyerang orang di usia lanjut. Ketika mengalami demensia, seseorang akan kehilangan ingatan atau bahkan berubah kepribadian.

Terdapat dua macam demensia, yaitu Alzheimer yang disebabkan oleh bagian otak yang tak berfungsi serta demensia vaskular yang disebabkan kurangnya darah ke otak. Beberapa kasus demensia juga bisa disebabkan oleh kelainan genetik.

Meski begitu, demensia masih bisa dicegah, bahkan pada orang yang sudah tua. Berikut adalah beberapa langkah untuk mencegah demensia, seperti dilansir oleh Times of India (09/01).

1. Makan ikan
Penelitian menunjukkan bahwa asam lemak omega-3 mampu mencegah Alzheimer dan demensia. Untuk itu, lebih banyak konsumsi ikan air dingin seperti tuna, salmon, sarden, atau konsumsi suplemen minyak ikan yang kaya omega-3.


2. Jangan stres
Stres bisa membuat otak bekerja keras. Sebuah penelitian di Swedia pada tahun 2010 menunjukkan bahwa wanita yang sering stres lebih berkemungkinan menderita demensia ketika tua. Untuk itu, sebaiknya jangan mudah stres. Jika Anda mulai stres, segera periksakan diri ke dokter dan atasi stres Anda.

3. Tidur cukup
Mendapatkan tidur yang cupu sangat penting bagi kesehatan tubuh dan otak. Pasien yang mengalami kesulitan tidur seringkali dikaitkan dengan munculnya penyakit Alzheimer di kemudian hari. Pastikan anda mendapatkan waktu tidur yang cukup setiap hari.

4. Hindari alkohol
Kebiasaan minum alkohol dan merokok bisa meningkatkan risiko Alzheimer hingga tujuh tahun ke depan. Berhenti merokok bisa melancarkan peredaran darah ke otak. Begitu juga dengan kebiasaan minum alkohol yang sebaiknya dikurangi.

5. Bersosialisasi
Demensia bisa dicegah dengan pergaulan yang aktif dan seringnya bersosialisasi dengan orang lain. Bersosialisasi dengan orang lain diketahui mampu meningkatkan koneksi otak, sehingga tidak mudah terluka di kemudian hari. Jadi, jangan suka menyendiri. Berkumpullah dengan banyak orang untuk ngobrol atau sekedar bertukar kabar.

6. Hindari junk food
Demensia juga bisa dipengaruhi oleh makanan yang Anda konsumsi. Sebuah penelitian mengaitkan gula darah diabetes, tingginya kadar gula dan lemak pada darah, dengan Alzheimer. Untuk mencegah Alzheimer, sebaiknya hindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol jahat. Penuhi kebutuhan gizi Anda dengan mengonsumsi sayuran serta buah-buahan.

7. Latihan mental
Tajamkan otak Anda dengan permainan yang bisa mengasah otak, seperti puzzle, catur, dan lainnya. Aktivitas yang mengasah otak akan menguatkan koneksi antara sel saraf dalam otak. Hal ini akan membuat otak semakin kebal terhadap kerusakan. Setidaknya Anda harus sering membaca buku untuk membuat otak tetap aktif.

8. Menjaga kesehatan jantung
Menjaga jantung juga penting untuk menjaga kesehatan otak. Semua ini mengenai peredaran darah yang lancar. Otak menggunakan sekitar 20 persen oksigen pada darah yang mengalir ke seluruh tubuh. Untuk itu, jangan lupa untuk berolahraga untuk menjaga jantung tetap sehat. Anda tak harus ke pusat kebugaran setiap hari. Sekitar 20 menit olahraga setiap hari sudah cukup untuk menjaga kebugaran.

.


KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang dipaparkan diatas dapat disimpilkan bahwa pak sumiji mengalami gangguan kongnitif yaitu gangguan daya ingat atau dimensia ,  yang ditandai dengan sulit nya berkomunikasi, memang penyakit dimensia sulit untuk disembuhkan tetapi lebih baik mencegah nya dari sedini mungkin dengan pola kehidupan yang sehat. Karena mencegah lebih baik dari pada mengobati.


     


DAFTAR PUSTAKA

1.      Guyton, Arthur C & John E. Hall. Korteks Serebri; Fungsi Intelektual Otak; dan Proses Belajar dan Mengingat dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta 1997 : EGC. Hal. 909-926
2.       Sadock B, Sadock V A. Kaplan & Sadock, Demensia dalam Buku Ajar Psikiatri Klinis, Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2010. Hal. 57-66
3.      www.merdeka.com /sehat/8-cara-mencegah-dimensia-di-usia-tua.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar