Laporan observasi panti social
Created by : mohammad apriyansyah
46113320008
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Fenomena yang
terjadi di kota besar saat ini, membuat sebagian masyarakat enggan untuk
mengurus kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia. Akhirnya dengan gampang
saja, mereka menitipkan kedua orang tuanya kepanti panti jompo disekitar.
Alasan mereka sangat sederhana, akibat terlalu sibuk dipekerjaan sehingga tidak
mempunyai waktu untuk mengasuh orang tuanya. Mereka menitipkan orang tuanya
dengan maksud supaya mendapatkan perawatan yang lebih dari setiap perawat
ataupun pengurus panti yang merawatnya. Tak heran di kota-kota
besar yang padat dengan segala bentuk aktivitasnya berdiri
panti-panti yang khusus mengurusi lansia .
Panti Jompo
identik dengan tempat penampungan bagi orang yang sudah tua. Yang menjadi
pertanyaan : kategori orang tua bagaimana sebenarnya yang layak ditampung oleh
Panti Jompo?
Yang memang sebatang kara dan tidak punya sanak saudara yang
bisa merawatnya.
Yang masih memiliki sanak saudara bahkan yang masih memiliki
anak dan cucu tapi tidak mau bisa merawatnya.
Kita semua pasti setuju kalo orang
tua tersebut layak ditempatkan di Panti Jompo dimana ada petugas atau
sukarelawan yang bisa menemani dan merawat mereka melalui hari-hari tua mereka
yang. Ada alasan mengapa sanak saudaranya tidak bisa merawat mereka apalagi
yang masih mempunyai anak atau cucu.
B. Pelaksanaan
kegitan
1. Tempat dan waktu kunjungan
Kunjungan panti
jompo dilakukan pada tanggal 31 Maret 2014 bertempat di Panti werdha JL. Raya
bina marga No.79 Cipayung Jakarta Timur.
2.
Permasalahan
Pada permasalahan kali ini saya akan membahas tentang keadaan suatu
penghuni panti werdha :
Nama : Pak Sumiji
Umur : beliau tidak ingat berapa
umur nya sekitar 65 tahun
Alamat asal : tangerang
Agama : islam
Jenis kelamin : laki – laki
Lama dipanti : 3 bulan
3. Gambaran umum
·
Pak sumiji tidak ingat tentang apa yang
dilakukan nya tadi pagi bahkan satu jam sebelum nya, ini merupakan penurunan
daya ingat yang drastis.
·
Pak sumiji tidak dapat berkomunikasi
dengan baik dan menanggapi pembicaraan ini menunjukan penurunan dalam
berargumentasi.
·
Pak sumiji jarang sekali ikut aktiv
dalam setiap kegiatan yang di lakukan di panti seperti pengajian, senam bersama
, dan memainkan kesenian ini menunjukan adanya gangguan tingkah laku dan
disorientasi
·
Pak sumiji sangat sulit untuk berfokus
pada lawan bicaranya
4.
Gambaran
fisik
·
Mengalami gangguan penglihatan,
berbicara, konsentrasi, persepsi dll.
·
Stres emosional
·
Merasa tidak sehat fisik
·
Tidak meminati kegiatan yang di lakukan
di panti
5.
Wawancara
Saya berusaha merangkum
pembicaraan dengan pak sumiji :
1.
Sudah berapa lama pak sumiji
tinggal di panti ?
Jawaban : saya tidak
ingat
2.
Pak sumiji masih punya keluarga ?
Jawaban : masih
3.
Keluarga sekarang tinggal di mana
pak ?
Jawaban : saya lupa
daerah nya
Saya berusaha
mewawancarai teman sekamar pak sumiji dan petugas yang merawat pak sumiji bahwa
memang tingkah laku pak sumiji agak berbeda, pak sumiji tidak memiliki ingatan
yang baik tentang apa yang di lakukan nya, saya mencoba mencari permasalahan /
gangguan yang dialami pak sumiji, dan saya mendapatkan jawabanya tentan
penyakit dimensia.
Mungkin sudah biasa jikalau seseorang
yang berusia lanjut menderita penyakit pikun/dimensia , tapi apa sih penyebab
pikun/dimensia tersebut :
Banyak orang mengalami
penyakit lupa tersebut ,terutama oleh seseorang yang berusia diatas 60 tahun
meskipun bias saja terjadi pada usia muda , penyakit tersebut bias saja dialami
biasa disebut dengan pikun .
Pikun secara istilah
berarti menurun nya kemampuan kognisi ( berfikir ) dengan indikasi menurun nya
daya ingat , menurun nya kemampuan penalaran , serta menurun nya kemampuan
menyelesaikan masalah sehari-hari. Pikun disebabkan oleh gangguan pada jaringan
otak dan semakin lama akan bertambah parah . dalam dunia medis pikun dikenal
dengan istilah DIMENSIA yang berarti kemunduran fungsi intelektual dan sosial
seseorang secara pelahan lahan.
Pikun/dimensia
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
1. Faktor
usia
Semakin tua seseorang maka akan
semakin pikun. Hal tersebut memang benar adanya karena penyebab pikun adalah
usia yang semakin bertambah. Orang yang berusia 60 tahun dikategorikan dengan
lansia. Lansia pada umumnya akan lemah mengingan hal-hal baru yang dijumpai /
dipelajari. Hal itu disebabkan oleh hilang nya motivasi para lansia untuk
mengingat hal tersebut , kemampuan pendengaran yang semakin lemah , dan juga
kerena kurang nya perhatian terhadap objek yang dipelajari. Jadi sangat wajar
jika para lansia mengalami penyakit pikun.
2. Menurunnya
fungsi sel syaraf otak
Menurunnya
fungsi sel syaraf otak menjadi salah satu penyebab penyakit pikun. Sel syaraf
otak yang rusak akan membuat kemampuan mengingat dan berfikir menjadi lemah.
Salah satu penyakit yang menyerang sel syaraf otak adalah ALZHEIMER . ALZHEIMER
adalah sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang hamper bersamaan .
sel – sel syaraf pada pendeita Alzheimer tidak memiliki kemampuan memulihkan
synapse yang sudah rusak / aus. Padahal , kemampuan stabilisasi atau regenerasi
synapse dalam kondisi normal tetap ada pada sel syaraf manusia lanjut usia.
Orang yang pikun karena Alzheimer ini mengalami penurunan yang drastic
kemampuan regenerasi sel syaraf yang mana sebagian diakibatkan oleh mutasi
genetika dan sebagian lagi diakibatkan oleh pengerasan protein tertentu didalam
otak.
3. Faktor
makanan dan gaya hidup
Konsumsi
makanan yang tidak sehat dapat mempercepat seseorang menjadi pikun, misalnya
mengkonsumsi makanan berlemak secara rutin dalam jumlah yang banyak. Makanan
berlemak dapat menghambat peredaran darah ke otak sehingga mengurangi fungsi
otak . begitu juga dengan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok ,
konsumsi minuman beralkohol , narkoba , dan obat – obatan terlarang juga meningkatkan
potensi pikun dalam diri.
4. Stress
Stress adalah suatu kondisi dimana
banyak tekanan / masalah yang menyebabkan seseorang menjadi tegang baik syaraf
maupun mental dan mempengaruhi prilakunnya. Seseorang yang strees cenderung
tidak terkontrol dalam prilaku dan makanannya . pada saat seseorang mengalami
stress maka sel – sel di hippocampus ( bagian otak sebelah dalam ) terpaksa
bekerja lebih keras sehingga otak menjadi mudah lelah dan rusak.
5. Factor
tidur
Tidur adalah aktivitas yang dilakukan
setiap orang karena tidur merupakan sarana beristirahat secara alami. Tidur
yang ideal bagi seseorang ( selain bayi ) adalah 6 – 8 jam . tetapi jika
tertidur lebih dari 8 jam sehari semalaman maka akan mudah cepat terkenya
penyakit pikun , begitu juga jika seseorang kekurangan tidur 6 jam sehari semalaman.
6. Pengobatan
untuk dimesia
Dalam sebagian kasus
dimensia tidak dapat disembuhkan. Para peneliti membuat terobosan ke pengobatan
yang dapat memperlambat progresifitas dimensia.
Inhibitor
colinestaerase sering diberikan selama tahap awal, terapi kognitif dan prilaku
juga dapat berguna.
Beberapa studi telah
telah menemukan bahwa terapi music dapat membantu pasien dengan dimensia.
7. Tips
mencegah dimensia / pikun
Demensia adalah penyakit yang sering
menyerang orang di usia lanjut. Ketika mengalami demensia, seseorang akan
kehilangan ingatan atau bahkan berubah kepribadian.
Terdapat dua macam
demensia, yaitu Alzheimer yang disebabkan oleh bagian otak yang tak berfungsi
serta demensia vaskular yang disebabkan kurangnya darah ke otak. Beberapa kasus
demensia juga bisa disebabkan oleh kelainan genetik.
Meski begitu, demensia
masih bisa dicegah, bahkan pada orang yang sudah tua. Berikut adalah beberapa
langkah untuk mencegah demensia, seperti dilansir oleh Times of India (09/01).
1. Makan ikan
Penelitian menunjukkan
bahwa asam lemak omega-3 mampu mencegah Alzheimer dan demensia. Untuk itu,
lebih banyak konsumsi ikan air dingin seperti tuna, salmon, sarden, atau
konsumsi suplemen minyak ikan yang kaya omega-3.
2. Jangan stres
Stres bisa membuat otak
bekerja keras. Sebuah penelitian di Swedia pada tahun 2010 menunjukkan bahwa
wanita yang sering stres lebih berkemungkinan menderita demensia ketika tua.
Untuk itu, sebaiknya jangan mudah stres. Jika Anda mulai stres, segera
periksakan diri ke dokter dan atasi stres Anda.
3. Tidur cukup
Mendapatkan tidur yang
cupu sangat penting bagi kesehatan tubuh dan otak. Pasien yang mengalami
kesulitan tidur seringkali dikaitkan dengan munculnya penyakit Alzheimer di
kemudian hari. Pastikan anda mendapatkan waktu tidur yang cukup setiap hari.
4. Hindari alkohol
Kebiasaan minum alkohol
dan merokok bisa meningkatkan risiko Alzheimer hingga tujuh tahun ke depan.
Berhenti merokok bisa melancarkan peredaran darah ke otak. Begitu juga dengan
kebiasaan minum alkohol yang sebaiknya dikurangi.
5. Bersosialisasi
Demensia bisa dicegah
dengan pergaulan yang aktif dan seringnya bersosialisasi dengan orang lain.
Bersosialisasi dengan orang lain diketahui mampu meningkatkan koneksi otak,
sehingga tidak mudah terluka di kemudian hari. Jadi, jangan suka menyendiri.
Berkumpullah dengan banyak orang untuk ngobrol atau sekedar bertukar kabar.
6. Hindari junk food
Demensia juga bisa
dipengaruhi oleh makanan yang Anda konsumsi. Sebuah penelitian mengaitkan gula
darah diabetes, tingginya kadar gula dan lemak pada darah, dengan Alzheimer.
Untuk mencegah Alzheimer, sebaiknya hindari makanan yang mengandung lemak jenuh
dan kolesterol jahat. Penuhi kebutuhan gizi Anda dengan mengonsumsi sayuran
serta buah-buahan.
7. Latihan mental
Tajamkan otak Anda
dengan permainan yang bisa mengasah otak, seperti puzzle, catur, dan lainnya.
Aktivitas yang mengasah otak akan menguatkan koneksi antara sel saraf dalam
otak. Hal ini akan membuat otak semakin kebal terhadap kerusakan. Setidaknya
Anda harus sering membaca buku untuk membuat otak tetap aktif.
8. Menjaga kesehatan
jantung
Menjaga jantung juga
penting untuk menjaga kesehatan otak. Semua ini mengenai peredaran darah yang
lancar. Otak menggunakan sekitar 20 persen oksigen pada darah yang mengalir ke
seluruh tubuh. Untuk itu, jangan lupa untuk berolahraga untuk menjaga jantung
tetap sehat. Anda tak harus ke pusat kebugaran setiap hari. Sekitar 20 menit
olahraga setiap hari sudah cukup untuk menjaga kebugaran.
.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang dipaparkan
diatas dapat disimpilkan bahwa pak sumiji mengalami gangguan kongnitif yaitu
gangguan daya ingat atau dimensia , yang
ditandai dengan sulit nya berkomunikasi, memang penyakit dimensia sulit untuk
disembuhkan tetapi lebih baik mencegah nya dari sedini mungkin dengan pola
kehidupan yang sehat. Karena mencegah lebih baik dari pada mengobati.
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton,
Arthur C & John E. Hall. Korteks Serebri; Fungsi Intelektual Otak; dan
Proses Belajar dan Mengingat dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.
Jakarta 1997 : EGC. Hal. 909-926
2. Sadock B, Sadock V A. Kaplan & Sadock, Demensia
dalam Buku Ajar Psikiatri Klinis, Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta. 2010. Hal. 57-66
Tidak ada komentar:
Posting Komentar