|
|
|
MODUL ETIK UMB
|
|
|
|
Tujuan Hidup
dan Motivasi Pencapaian Prestasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Fakultas
|
Program Studi
|
Tatap Muka
|
Kode MK
|
Disusun Oleh
|
|
|
Psikologi
|
Psikologi
|
03
|
90004
|
Udjiani Hatiningrum, SH., M Si
|
|
Abstract
|
Kompetensi
|
|
|
Setiap
orang memiliki keinginan, cita-cita dalam hidupnya. Apakah cita-cita Anda?
Apa tujuan hidup Anda? Apa yang Anda bayanghkan di lima tahun
yang
akan datang? Di sepuluh tahun yang akan datang ? Jangan pernah menyerah dan
jangan berhenti berjuang sebelum cita-cita dan tujuan hidup Anda tercapai.
Gunakan semua kekuatan, potensi, dan peluang yang ada untuk meraih mimpi, keinginan,
tujuan hidup Anda. Hanya orang gigih dan pantang menyerah yang mencapai
tujuan hidupnya dan menikmati sukses
dalam hidupnya.
|
Pada
akhir pertemuan, mahasiswa diharapkan mampu:
v Mengidentifikasi
manfaat penetapan tujuan
v Menjelaskan
cara-cara menetapkan tujuan
v Membuat
tujuan hidup
v Memotivasi
diri untuk mencapai tujuan
|
TUJUAN HIDUP DAN MOTIVASI PENCAPAIAN PRESTASI
1. Mengapa Tujuan Penting?
2. Manfaat dan Macam-macam Tujuan
3. Menetapkan Tujuan
4. Langkah Mencapaian tujuan
5. Motivasi Berprestasi
1. Mengapa Tujuan Penting?
Setiap orang melakukan suatu aktivitas dalam hidupnya, pasti memiliki
motivasi dan tujuan tertentu.Bagaimana kita bisa berharap sampai, bila kita
tidak tahu kemana kita pergi” (Bremer, 1995). ” Rahasia sukses terletak pada
ketetapan dalam tujuan ”(Benyamin Disraeli). Tanpa tujuan kita tidak pernah
sampai pada apa yang kita harapkan. Tidak semua orang sudah mengetahui tujuan
yang ingin dicapai dalam kehidupannya.
Robert E Franken (Human Motivation: 2002), mengatakan bahwa perilaku
manusia merupakan usaha untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Manusia
melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan tujuan untuk menguasai
lingkungan dan menjaga kelangsungan hidupnya.Adanya tujuan tersebut mendorong
manusia untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Namun dalam proses belajar
dan mengembangkan dirinya, manusia kadang-kadang mengalami berbagai kesulitan
yang seringkali dirasakan sebagai ancaman terhadap kelangsungan hidupnya.
Langkah awal dan terpenting dalam menjalani kehidupan kita sebagai
manusia adalah menentukan tujuan hidup. Hidup
tanpa tujuan seperti halnya kapal tanpa kemudi, yang akan oleng ke kanan dan ke
kiri serta terapung di tengah-tengah samudera kehidupan. Oleh sebab itu tujuan
hidup perlu ditetapkan sedini mungkin.Tanpa adanya kebutuhan yang berkembang
menjadi tujuan atau tanpa adanya tujuan yang dikembangkan dalam hidupnya, maka
seseorang tidak akan memiliki energi yang mendorongnya untuk bertindak atau
kehilangan motivasi hidup.Dengan adanya tujuan hidup yang jelas, kita bisa
melangkah dengan pasti tak peduli sesulit apapun jalan yang harus dilalui.Dalam
menjalaninya kita pasti mempunyai beberapa rencana yang kita punya untuk
mewujudkan apa tujuan hidup kita.
2. Manfaat dan Macam-macam Tujuan
Tujuan dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang ingin diwujudkan atau
dicapai pleh manusia (Srijanti, dkk, 2006).Tujuan merupakan pedoman dan arah
bagi manusia untuk bekerja dan mengisi kehidupannya.Dengan tujuan yang jelas
mampu menumbuhkan rasa percaya diri.Tujuan menjadikan untuk bergerak maju ke
arah tindakan yang positif. Jauh lebih baik daripada duduk manis saja atau
melangkah tanpa tujuan yang jelas.
Semua orang yang sukses dan menonjol didalam bidangnya memiliki
karakteristik yang sama, yaitu :
1. Mengetahui tujuan hidup
2. Mempunyai strategi dan program aksi untuk
mencapai tujuannya
3.
Mempunyai
tekad kuat untuk mencapai tujuan
Berdasarkan Waktu Pencapaiannya,
tujuan dapat dibedakan menjadi:
1.
Tujuan jangka pendek: 0 – 1 tahun
2.
Tujuan jangka menengah : 1 – 3 tahun
3. Tujuan
jangka panjang : 1 – 5 tahun
Tujuan dapat lebih lama dari 5 tahun. Namun, tujuan akan lebih mudah dan
dievaluasi jika dipecah dalam periode yang relatif pendek. Ketika Anda sudah
menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam waktu satu, atau tiga atau lima
tahun ke depan, maka mulailah membuat catatan-catatan tentang langkah-langkah
yang sudah dan perlu dilakukan untuk mewujudkannya.
3. Menetapkan Tujuan
Orang yang cerdas biasanya mengetahui apa yang mereka inginkan dan
kemana tujuan hidup mereka. Disadari atau tidak, setiap orang tentu sudah
mempunyai tujuan hidup masing-masing.Namun tujuan-tujuan tersebut mungkin belum
tergambar dengan jelas sehingga pencapaiannya sulit diukur.
Tujuan merupakan pagar yang menjaga Anda tetap berada dalam jalur menuju
cita-cita Anda.Buat tujuan yang realistis, Tujuan yang terlalu ambisius
seringkali tidak dapat tercapai.Jika itubterjadi, dapat mengikis keprcayaan
diri Anda.Sebaiknya, di awal buatlah tujuan kecil dan dapat diraih kemudian
tingkatkan secara bertahap (Greenwald, 2010).
Pengetahuan dan keterampilan membantu Anda mencapai tujuan selama Anda
mengetahui dengan pasti apa tujuan Anda. Srijanti, dkk (2006) menjelaskan bahwa
Robin Hood mengajarkan seni memanah kepada beberapa orang muridnya dengan
menggunakan burung-burungan kayu sebagai saaran.Ia meminta murid-muridnya untuk
membidik mata burung-burungan tersebut. Murid pertama diminta untuk
menceritakan apa yang dilihatnya dan murid tersebut menjawab, “aku melihat
pohon, dahan, langit, burung dan matanya”. Robon meminta murid pertama tersebut
untuk menunggu dan meminta murid yang lain untuk menjelaskan apa yang
dilihatnya. Murid kedua menjawab, “aku melihat mata burung”.Robin Hood berkata,
“Bagus sekali, lepaskan anak panahmu”.Murid kedua tersebut melepaskan anak
panahnya dan anak panah tersebut melesat lurus dan tepat mengenai mata burung.Pelajaran
apa yang Anda dapat cerita di atas? Fokus.Fokus memudahkan kita mencapai
tujuan.
Menyusun tujuan hidup yang berkualitas perlu SMART. Clements (2006)
menguraikan unsur-unsur tujuan yang berkualitas, yaitu:
1.
Specific
(khusus)
Rumuskan tujuan
secara spesifik. Maksudnya tujuan tidak bermakna ganda terhadap apa yang ingin
Anda capai. Tujuan perlu fokus pada definisi spesifik bidang-bidang perilaku
kinerja.
Misalnya: Saya ingin menjadi sarjana.
Tujuan ini belum spesifik Anda ingin menjadi sarjana apa? Perencanaan tujuan
yang spesifik misalnya adalah “saya ingn mejadi Sarjana Akuntansi”.
2.
Measurable
(terukur)
Tujuan yang terukur
berarti mengandung alat ukur.Jika tujuan tidak dapat diukur, kita akan sulit
mengevaluasi pencapaiannya. Pengukuran merupakan cara untuk memantau kemajuan,
apakah tujuan telah tercapai atau belum.
Contohnya: saya ingin meningkatkan indeks
prestasi saya. Pernyataan tujuan tersebut belum terukur. Agar terukur maka seharusnya,
‘saya ingin meningkatkan indeks prestasi saya di atas 3,0” (karena sebelumnya
2,50).
3.
Achievable
(dapat dicapai)
Tujuan dicapai
dengan kemampuan yang ada.Oleh karena itu tujuan yang baik berada dalam batas
kemampuan orang yang membuat tujuan.Tujuan selanjutnya ditingkatkan secara
bertahap sehingga memberi tantangan namun dapat dicapai.Tujuan yang sangat
tinggi menyebabkan sulit dijangkau dan bisa menimbulkan frustasi.
Contohnya: saya
ingin jadi sarjana yang lulus dengan IPK 3,75 dan TOEFL 550. Tujuan tersebut
mungkin dicapai jika kemampuan Anda mendekati keinginan tersebut. Apabila IPK
Anda sekarang hanya 2,50 dan score TOEFL Anda adalah 400, maka tujuan tersebut achievable.
4.
Realistic
(realistis)
Tujuan yang realistis adalah tujuan yang
layak dan dapat dicapai dengan kondisi yang ada.Seorang mahasiswa yang ingin
meningkatkan IPK-nya dari 2,50 menjadi 3,75 dalam satu semester adalah tidak
realistis namun jika tujuannya meningkatkan IPK-nya dari 2,50 menjadi 2,51 juga
sangat pesimis.
5. Relevant(relevan)
Tujuan dibuat untuk
menyelesaikan masalah yang ada. Tujuan yang relevan akan membantu seseorang
mencapai misi-nya atau mencapai tujuan yang lebih besar.
Misalnya: seorang mahasiswa semester tujuh
merasa sangat sedikit memiliki teman. Di sisi lain dia menyadari tidak lama
lagi akan menyelesaikan studi dan masuk ke dunia kerja untuk berkarya. Dia
memerlukan banyak teman agar lebih mudah masuk ke masyarakat.sehubungan dengan
msalah yang dirasakannya, sang mahasiswa memiliki tujuan menambah teman baru
sedikitnya satu orang dalam seminggu, agar jejaringnya semakin luas sebelum ia
menyelesaikan studinya.
6.
Time framed (batas waktu)
Tujuan dicanangkan
dicapai dalam kurun waktu tertentu.Tujuan yang baik ditetapkan awal dan
akhirnya, sehingga jelas kapan diadakan penilaian.
Contohnya: saya menyelesaikan pendidikan
S1 saya dalam 8 semester. Berarti, jika mulai kuliah September 2011 selesai
maksimal Agustus 2015. Lakukan penilaian ketika Anda telah menjalani lima puluh
persen waktu Anda (ketika berada di semester empat).Sudah berapa banyak mata
kuliah yang Anda selesaikan? Seperti apa kualitas pencapaiannnya? Sudah puaskah
Anda dengan pencapaian yang ada?Jika Anda merasa belum puas, perlukah Anda
mengubah strategi belajar agar batas waktu delapan smester dengan indeks prestasi
yang Anda cita-citakan tercapai?
Untuk menentukan tujuan yang akan
diwujudkan, sadari di area kehidupan apa saja Anda ingin mencapainya.Area
tersebut, misalnya:
1.
Berkaitan dengan kehidupan spiritual, contoh
a.
Saya membaca kitab suci setiap hari
b. Saya
menghafal satu ayat setiap hari
2.
Berkaitan dengan profesi atau pekerjaan
a.
Saya menjadi sarjana akuntansi pada usia 23
tahun
b. Saya
menjadi akuntan publik tersertifikasi pada usis 28 tahun
3.
Berkaitan dengan hubungan sosial (dengan orang
lain)
a.
Setiap minggu saya menambah dua orang teman baru
b.
Saya menjadi ketua organisasi di lingkungan
kampus.
4.
Berkaitan dengan pengembangan kepribadian
a.
Saya menghafal kosa kata bahasa Inggris satu
kata dalam satu hari
b. Saya
mengikuti training softskill satu
kali dalam setahun
5.
Berkaitan dengan keuangan dan materi
a.
Saya memiliki rumah sendiri setelah bekerja 5
tahun
b. Saya
mendapat pekerjaan dengan gaji minimal Rp 3 juta/bulan
6.
Berkaitan dengan kesehatan
a.
Saya berolah raga minimal dua kali seminggu
b. Saya
melakukan tes kesehatan setahun sekali
7.
Berkaitan dengan hubungan keluarga
a.
Saya mengobrol dengan adik dan/atau kakak
seminggu sekali
b.
Saya mengunjunhgi salah satu keluarga dari ayah
maupun ibu satu bulan satu keluarga
4. Langkah Mencapaian Tujuan
Seringkali orang-orang terjebak dalam rencana jangka panjang, namun
tidak fokus untuk mengerjakan rencana jangka pendek dengan baik.Padahal rencana
jangka pendek diperlukan untuk mendukung penyelesaian rencana jangka panjang
dengan sempurna. Menurut Djajendra (2011), rencana jangka panjang yang dibuat
berdasarkan gambaran besar yang utuh melalui visi yang jelas adalah hal yang
baik, tapi berfokus dan bertindak atas dasar rencana jangka panjang dapat
menimbulkan rasa frustasi. Cara terbaik untuk mewujudkan rencana jangka panjang
adalah melalui rencana jangka pendek, dengan langkah-langkah kecil yang
menghubungkan bakat, potensi, dan sumber daya ke dalam gairah dan keyakinan,
untuk menyelesaikan setiap rencana jangka pendek dengan sempurna.
Bila Anda memiliki disiplin dan integritas untuk fokus kepada
keberhasilan kecil di setiap langkah kecil menuju mimpi besar Anda, maka Anda
tidak perlu khawatir gagal.Sebab, setiap hari energi Anda akan terfokus untuk
membangun jembatan dengan fondasi terkuat agar Anda bisa sampai dengan sukses
pada misi jangka panjang Anda. Oleh katena itu, jangan pernah menggap remeh
terhadap pekerjaan kecil yang Anda lakukan setiap hari, karena melalui
pekerjaan kecil itulah pekerjaan besar Anda akan selesai dengan sempurna.
Hal terpenting dalam mengerjakan rencana jangka pendek adalah memiliki
kesadaran tentang apa yang Anda inginkan dan yang tidak Anda inginkan. Sejak
dini, Anda perlu menyatukan pikiran, hati, dan jiwa untuk memahami apa yang
sedang Anda kerjakan dalam rutinitas sehari-hari Anda. Sebab, setiap tindakan
dan pikiran harian Anda akan menjadi rangsangan untuk kesuksesan misi jangka
panjang Anda. Anda perlu memahami panggilan panggilan hati Anda untuk pekerjaan
yang sedang Anda lakukan. Bila jiwa dan raga Anda mampu mengetahui apa yang
Anda inginkan dan sedang Anda lakukan, maka seberapa keras dan menguras energi
perjalanan Anda menujumisi rencana jangka panjang, yang Anda lihat adalah
hal-hal indah dan penuh gairah.
Setiap rencana pasti di dalamnya ada risiko yang bisa membuat Anda
sukses atau pun
membuat Anda belum sukses (gagal). Oleh
karena itu miliki kesadaran diri yang utuh untuk memulai perjalanan panjang
menuju misi jangka panjang Anda, dengan keterampilan dan kecerdasan untuk
mencegah risiko dari awal. Jangan pernah membiarkan risiko tumbuh menjadi besar
dan kuat, nanti dia akan menjadi ancaman dan bencana dalam perjalanan menuju
misi jnangka panjang Anda. Djajendra menyarankan agar dalam merancang tujuan,
miliki informasi dan data sebanyak mungkin, sebaik mungkin, untuk merancang
tujuan jangka pendek agar tersambung pada misi jangka panjang.Pastikan Anda
bekerja melalui rencana jangka pendek, misalkan secara mingguan.Berikan respon
perubahan dengan cepat dan efisien untuk memperbaiki hal-hal yang tidak selaras
dengan misi jangka panjang.Perkuat integritas, disiplin, dan tindakan melalui
nilai-nilai yang dapat menciptakan motivasi pada semua sumber daya yang mendukung misi Anda. Anda
perlu selalu jelas bersama mimpi dan rencana Anda, agar mimpi dan rencana Anda
dapat mengantar Anda pada misi yang Anda rencanakan.
5. Motivasi Berprestasi
Untuk hidup dengan sukses kita harus mempunyai banyak motif, keinginan
dan kebutuhan.Dan setiap keinginan kita susun berdasarkan kepentingan dan
kemampuan kita dan setiap keinginan kita capai setahap demi setahap. Dengan
demikian setiap hari kita mempunyai keingingan dan keingingan tersebut
membutuhkan usaha kita untuk mencapainya.
Abraham Maslow mengemukakan teorinya
mengenai kebutuhan manusia, Kebutuhan-kebutuhan itu terdiri dari kebutuhan
fisiologis (seperti makan, minum), kebutuhan akan rasa aman tentram, kebutuhan
untuk dicintai dan disayangi, kebutuhan untuk dihargai dan kebutuhan untuk
mengaktualisasikan diri, kebutuhan untuk berprestasi merupakan kebutuhan manusia
pada peringkat yang tertinggi. (Siagian dalam Prantiya 2008).
Lima (5)
kebutuhan dasar Maslow disusun
berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu krusial:
1.
Kebutuhan
Fisiologis
Terletak
di bawah piramida kebutuhan, karena kebutuhan fisiologis mempunyai kekuatan
yang paling tinggi, merupakan kebutuhan pokok manusia untuk meneruskan
kehidupannya.Manusia bekerja untuk mencari makan, setelah makanan tercukupi
maka bergeser pada pakaian kemudian perumahan. Selama ketiga kebutuhan tersebut
belum tercukupi maka manusia tidak akan bergerak ke tingkat kebutuhan yang
lebih tinggi.
2.
Kebutuhan
Keamanan / Keselamatan
Setelah
kebutuhan fisiologis terpenuhi , manusia akan memikirkan kebutuhan rasa aman,
bebas dari bahaya seperti pencurian, pencabretan, perampokan dan pemerkosaan,
perang, sakit dan ketidakstabilan ekonomi. Untuk meningkatkan rasa aman, banyak
organisasi memberikan kesejahteraan sosial seperti program kesehatan,
kecelakaan, asuransi jiwa dan rencana dana pensiun. Dengan pemberian program
kesejahteraan tersebut setiap orang akan merasa aman sehingga setiap orang akan
lebih kreatif dan produktif. Menurut Peter F Drucker bahwa sikap seseorang
terhadap rasa aman adalah penting untuk dipertimbangkan dalam pemilihan
pekerjaan dan karier.
3.
Kebutuhan
Sosial / Afiliasi
Setelah
kebutuhan fisiologis dan keamanan terpenuhi, kebutuhan sosial menjadi kuat dan
menjadi motif dalam kehidupan. Manusia pada umumnya adallah makhluk sosial .
Orang berkumpul dengan orang lain dengan tujuan yang sama, membina
persahabatan, ingin didengar pendapatnya.
4.
Kebutuhan
Keamanan dan Keselamatan
Setelah manusia terpenuhi kebutuhan sosialnya, maka ingin mendapatkan
kebutuhan akan penghargaan. Kebutuhan penghargaan adalah kebutuhan untuk diakui
oleh orang lain.
5.
Kebutuhan
Aktualisasi Diri
Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan untuk
memperbesar sepenuhnya potensi seseorang apapun kemungkinannya. Seseorang
mempunyai kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan dan jati dirinya.
Aktualisasi diri adalah keinginan untuk menjadi apa dan apakah seseorang
mampu mencapainya. Untuk melakukan aktualisasi diri, seseorang harus mempunyai
kemampuan, prestasi dan dana. Aktualisasi diri seorang penyanyi mampu
mengadakan konser tunggal, seorang ilmuwan mampu berorasi ilmiah.
Motivasi adalah sebuah alasan atau
dorongan seseorang untuk bertindak.Alasan atau dorongan itu bisa datang dari
luar maupun dari dalam diri.Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu datang
dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut.
Mc Clelland secara terperinci pada Teori Motivasi Berprestasinya yang
dikutip Basuki (2007) menyatakan “motivasi berprestasi bermakna suatu dorongan
dalam diri seseorang untuk melakukan suatu aktivitas dengan sebaik-baiknya agar
mencapai prestasi dengan predikat terpuji”.
Sementara itu Prantiya (2008) menyimpulkan “motivasi berprestasi
merupakan suatu usaha yang mendorong seseorang untuk bersaing dengan standar
keunggulan, dimana standar keunggulan ini dapat berupa kesempurnaan tugas, dapat
diri sendiri atau prestasi orang lain”.
Jika kita ingin mencapai semua cita
dan tujuan, kita perlu bertindak.Lim (2012) menyebutkan lima penyebab utama
kegagalan, yaitu:
-
Selalu mengaitkaan dengan masa lalu,
-
Ketakutan dan kecemasan,
-
Membiarkan orang lainb mengintimidasi
-
Tidak melakukannya sampai tuntas
-
Sikap malas dan menunda-nunda.
Jika ditelusuri lebih jauh semua
penyebab kegagalan tersebut bermuara pada diri sendiri.Jika diri kita
penyebabnya, maka berarti hanya diri kita sendirilah yang bisa mengubahnya.
Lim (2012) menyarankan agar Anda menggunakan waktu sebanyak 5 menit
sehari untuk menemukan siapa diri Anda sebenarnya. Temukan bahwa aset potensi
dan kekuatan Anda ada di sana dan siap untuk didayagunakan. Setelah 5 menit
menganalisa keadaan diri, terimalah diri Anda dan jadilah diri Anda sendiri.Kebanyakan
orang yang mengalami kegagalan, tidak suka melihat dirinya sebagaimana adanya. Dia
merasa kurang ini, kurang itu, yang akibatnya dia merasa tidak percaya diri.
Perlu diingat bahwa manusia pembuat kesalahan. Justru kesalahan itu yang
sering mengajarkan kita banyak hal dn membuat kita menjadi lebih baik. Oleh
sebab itu, tetaplah menjadi diri sendiri dan menerima diri Anda sebagaimana
adanya pada saat Anda membuat kesalahan.Akui kesalahan tersebut, dan jadikan
kesalahan tersebut sebagai pelajaran berharga untuk menjadi lebh baik di masa
selanjutnya.
Survey membuktikan dua faktor
yang menjadi penyebab utama mengapa orang tidak sukses adalah karena mereka
enggan merubah atau terlalu lambat untuk berubah. Padahal dunia terus
berubah. Perubahan itu asti. Untuk meraih sukses pada zaman ini, kita perlu
cepat beradaptasi dan cepat berubah.
Jika Anda berani untuk berubah, Anda sedang melangkah menuju kesuksesan,
dan saatnya menanamkan 5 prinsip sukses yang penting (Lim, 2012):
1.
Masa lalu tidak sama dengan masa yang akan
datang
2.
Tidak ada kegagalan, yang ada hanya keberhasilan
3.
Saya bertanggungjawab penuh atas kehidupan saya
4.
Semua yang terjadi adalah yang terbaik
5.
Kalau saya mau, pasti bisa
Cara pandang Anda dalam menghadapi
segala hal, termasuk kesalahan atau pun kegagalan adalah motivasi (Suhardono,
2012). Sementara pilihan untuk memandang dan bereaksi atas sesuatu hal adalah attitude. Keduanya adalah dua sisi dalam
koin yang sama.
Attitude
sering diartikan sebagai sikap atau perilaku.Termasuk dalam attitude adalah segala hal yang kita
pikirkan, dan decision making process atas pandangan atau respon kita atas
segala hal dan ketetapan hati untuk melaksanakan pilihan yang sudah
diambil.Putra (2007) menjelaskan bahwa benih dari sikap yang baik adalah pola
pikir dan hati yang bersyukur. Kalau kita memiliki sikap yang baik, maka akan
membuat orang senang bekerjasama dengan kita. Hal in tentunya akan membuat diri
kita menjadi orang yang selalu dicari, dan dicari pertama kali untuk diajak
bekerjasama.
Daftar Pustaka
Clements, Phil, 2006. Be
Positive: Sukses Menjadi Manajer yang Positif. Edisi kedua.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
Djajendra.2011. Merancang
Tujuan Jangka pendek untuk sampai pada Misi Jangka Panjang.http://kecerdasanmotivasi.wordpress.com
Greenwald, Jeff. 2010. Jangan
Menyerah: 50 cara mengubah kekurangan m,enjadi kelebihan.Raih Asa Sukses.
Depok-jawa Barat
Lim, Rudi. 2012. Tweak
Your Life: Attitude is Everything. Elex Media Komputindo. Jakarta
Putra, Julianto Eka. 2007. Anda Ingin Sukses? Selama Tidak Berdosa, lakukan!!!. Mic
Publishing. Surabaya.
Srijanti, Purwanto SK, Primi Artiningrum. 2007. Etika Membangun Sikap Profesionalisme
Sarjana. Graha ilmu.Yogyakarta.
Suhardono, Rene. 2012. Your
Job is Not Your Career. Literati.Tangerang. Banten